Keuntungan dan Kekurangan Berkarir sebagai Pekerja Full-Time – Sama seperti freelancer, berkarir sebagai pekerja full-time juga memiliki keuntungan dan kekurangan tersendiri. Tak jarang banyak orang yang ragu dan mengalami pergulatan batin saat mempertimbangkan untuk merelakan pekerjaan full-time dan memilih menjadi seorang freelance.
Sebelum itu, mungkin kamu bisa membaca penjelasan berikut ini agar lebih yakin menata karir kedepannya.
Baca Juga : Keuntungan dan Kekurangan Berkarir sebagai Freelancer
Keuntungan Menjadi Pekerja Full-Time
Stabilitas dan terstruktur
Bekerja secara full-time memiliki salah satu keunggulan yang paling membedakan jika dibandingkan dengan freelance. Jawabannya adalah stabilitas. Mulai dari jam kerja, tanggal gajian, jumlah gaji, hingga jenis pekerjaan. Kamu bahkan bisa meminta resource dari kantor dan memiliki tim yang dapat bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu.
Money management yang lebih mudah
Karena tanggal gajian dan jumlah yang diterima sudah pasti dan stabil, maka kamu dapat dengan lebih mudah mengatur keuangan atau cash flow setiap bulannya. Kamu bahkan tidak perlu pusing memikirkan pajak ataupun iuran BPJS karena semuanya sudah diatur dan diperhitungkan oleh perusahaan atau kantor.
Jenjang karir yang lebih menjanjikan
Dibandingkan dengan freelance, pekerja full-time memiliki jenjang karir yang lebih terarah dan menjanjikan. Selain itu, kamu juga memiliki supervisor yang dapat membimbing dan diajak berdiskusi mengenai performa ataupun hasil kerja kamu.
Benefit dari perusahaan
Selain gaji, biasanya pekerja full-time juga mendapatkan berbagai fasilitas dan benefit dari perusahaan. Salah satunya adalah asuransi swasta ataupun BPJS dan juga tunjangan hari raya. Bahkan tak sedikit perusahaan yang memberikan jatah makan siang untuk para karyawannya.
Kekurangan Menjadi Pekerja Full-Time
Wajib mengikuti aturan perusahaan
Seperti yang kita tahu, setiap perusahaan tentu memiliki aturannya masing-masing. Hal ini tentu wajib untuk diikuti. Tak hanya itu saja, pengajuan cuti juga tidak bisa sembarangan dan harus mengikuti proses dan disetujui oleh atasan. Oleh karena itu, kamu harus pintar-pintar dalam mengatur waktu.
Tidak bisa pilih-pilih kerjaan
Tak seperti freelance yang bebas memilih pekerjaan apa saja yang diinginkan, pekerja full-time wajib mengerjakan tugas yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan posisimu. Tak jarang kamu juga harus bekerja sama dengan divisi lain atau yang paling parah adalah mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan job description kamu.
Pengembangan diri tidak sebebas freelance
Jika seorang freelance memiliki waktu yang bebas dan bisa mengeksplorasi berbagai skill yang diinginkan, seorang pekerja full-time agak sulit melakukan hal tersebut. Menemukan waktu luang untuk fokus mengikuti kelas online juga tidaklah mudah.
Saat bekerja secara full-time, pastikan untuk membangun relasi dan hubungan yang baik dengan atasan maupun rekan kerja di kantor. Dengan memiliki relasi atau networking yang baik bisa menjadi keuntungan bila suatu saat nanti kamu beralih menjadi seorang freelancer.